Rabu, 30 Desember 2009

GRAMEEN BANK

GRAMEEN BANK DAN PROF.MUHAMAD YUNUS
Bangladesh adalah salah satu negara di kawasan Asia Selatan yang tergolong negara miskin. Negara ini meperoleh kemerdekaannya pada tahun 1971. Awalnya Bangladesh merupakan bagian dari negara Pakistan sebelah timur, namun pemerintahan di sektor barat bersikap tidak peduli terhadap sektor timur sehingga menyebabkan Bangladesh melakukan pemisahan diri melalui peperangan yang didukung oleh India.
Pada awal berdirinya negara Bangladesh, perekonomian tidak memiliki fundamental yang kuat, sedangkan sistem pemerintahannya pun masih berantakan. Di masa-masa tersulit sekitar tahun 1970-an, seorang profesor dari Fakultas Ekonomi Universitas Chittagong bernama Muhammad Yunus muncul dengan membawa konsep perekonomian mikro yang nantinya sangat berpengaruh pada kehidupan rakyat miskin. Konsep ini disebut oleh Muhammad Yunus sebagai Bank Grameen atau bank untuk kaum miskin. Awal mulanya pendirian bank ini hanya sebuah unit usaha kredit yang khusus ditujukan kepada kaum miskin. Namun, seiring berjalannya waktu, unit usaha kredit ini berkembang pesat menjadi sebuah Bank Grameen yang nyatanya dapat meminimalisir bahkan menghapus kemiskinan di Bangladesh. Dewasa ini, Bank Grameen tidak hanya beroperasi di Bangladesh saja namun juga telah berkembang sangat pesat dan diadopsi oleh lebih dari 100 negara di dunia. Bank Grameen tidak melihat perbedaan ideologi, ekonomi, hukum, bahkan politik. Bank Grameen hanya berfokus pada satu hal, yakni kemiskinan. Sebab, kemiskinan merupakan indikasi dari buruknya perekonomian dan kesejahteraan negara.
Sejarah Berdirinya Bank Grameen
Tahun 1974 merupakan tahun yang harus dihadapi dengan berat oleh Bangladesh, sebab pada tahun ini Bangladesh masuk kedalam cengkraman kelaparan. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, sebab sebuah negara kecil yang baru meraih kemerdekaannya disertai perekonomian dan perpolitikan yang belum stabil harus mengadapi kelaparan yang mengakibatkan banyak sekali warganya yang meninggal.
Muhammad Yunus, Seorang dosen Universitas Chittagong serta Dekan Fakultas Ekonomi ini sangat risau melihat keadaan tersebut. Saat bencana kelaparan di tahun 1974 sedang melanda Bangladesh, Yunus berpandangan bahwa selama ini segala macam teori ekonomi klasik maupun modern yang secara elegan di ajarkan di kampus tidak bisa menjawab permasalahan sosial di negaranya, tidak hanya kelaparan namun juga kemiskinan dan permasalahan sosial ekonomi lainnya.
Melihat keadaan yang semakin parah, Yunus memutuskan untuk terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil masyarakat yang mengalami kelaparan dan kemiskinan. Desa jobra adalah obyek yang menjadi pusat observasi, sebab daerah tersebut dekat dengan kampus. Proyek awal yang dilakukan Yunus adalah mencari tahu berapa banyak keluarga di desa jobra yang memiliki lahan garapan dan tanaman yang bisa di garap, keterampilan yang dimiliki penduduk desa, hambatan yang dihadapi dalam peningkatkan kesejahteraan mereka, dan berapa banyak warga yang miskin. Setelah melakukan analisis sebab-akibat, Yunus kemudian melakukan studi tentang ekonomi pertanian yang kemudian dilanjutkan dengan pengembangan desa melalui sektor pertanian.
Pengembangan desa yang dilakukan oleh Profesor Muhammad Yunus tidak berhenti pada sektor pertanian saja. Setelah menuai hasil yang positif, pada tahun 1976 Yunus mulai mengunjungi rumah tangga yang paling miskin di Jobra. Kunjungan tersebut melahirkan suatu insiprasi baru ketika Yunus menemui salah satu perajin bangku di Desa Jobra. Hasil perbincangan Yunus kepada perajin tersebut membuahkan kesimpulan bahwa rata-rata warga miskin yang memiliki profesi sebagai pengusaha kecil sangat sulit memperoleh kredit dan bahkan terpaksa meminjam uang kepada rentenir yang tentunya akan memberikan bunga pinjaman yang tinggi sehingga sangat memberatkan si debitur, apalagi debitur merupakan warga miskin.
Dari tahun ke tahun, pengembangan desa terus menerus dilakukan. Yunus kemudian membuat suatu proyek percontohan awal yang disebut sebagai Bank Grameen. Proyek ini dibentuk dengan alasan bahwa bank konvensional dan koperasi kredit biasanya meminta pembayaran sekaligus. Hal ini tentunya secara psikologis dirasa sulit oleh peminjam, apalagi yang predikatnya tergolong kaum miskin. Sistem yang dikembangkan oleh Bank Grameen justru berlawanan dengan bank konvensional. Para nasabah yang menjadi anggota dapat mencicil pembayaran dengan nilai nomonal uang yang sedemikian kecil sehingga tidak memberatkan si peminjam. Selain itu, nasabah didorong untuk membiasakan diri dalam menabung. Sebab, tabungan terkumpul bisa mereka jadikan pegangan di waktu susah atau digunakan untuk menambah peluang-peluang peningkatan pendapatan. Pada saat itu, Bank Grameen menetapkan 5 persen dari setiap pinjaman menjadi tabungan. Pinjaman dilakukan tidak melalui perseorangan melainkan kelompok.
Setelah mengalami kemajuan yang sangat pesat, Bank Grameen mulai membuka cabang di setiap pedasaan di Bangladesh. Kinerja bank juga semakin ditingkatkan. Bank Grameen tidak hanya sekedar emberikan pinjaman yang mudah dijangkau warga miskin, namun juga memberikan pelatihan kepada para peminjam dalam memajukan usahanya.
Periode 90-an, Bank Grameen sudah memperlihatkan bagaimana sistem itu efektif bekerja. Para peminjam yang dulunya tergolong miskin, sekarang tidak lagi sekedar melewati garis kemiskinan, namun juga sudah meninggalkannya jauh di belakang. Salah seorang peminjam yang pernah bertenmu langsung dengan Profesor Yunus mengungkapkan bahwa cicilan per minggunya lebih dari 500 taka (US$ 12). 500 taka yang dipinjamnya itu adalah nilai pinjaman pertamanya saat sepuluh tahun yang lalu. Ini berarti bahwa kapasitas mereka untuk meminjam, berinvestasi dan membayar kembali melipat hingga 50 kali dalam 10 tahun. Bank Grameen juga mendirikan sebuah museum yang disebut sebagai Museum Kemiskinan sebagai simbol bahwa kinerja bank selama ini sangat efektif memberantas kemiskinan.
Bank Grameen saat ini telah diadopsi oleh lebih dari 100 negara di dunia. Sebagai bentuk penghargaan karena telah berhasil menuntaskan kemiskinan, founding father-nya yakni Profesor Muhammad Yunus memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2006.
Peranan Bank Grameen dalam Memberantas kemiskinan di Bangladesh
Bank Grameen memiliki peranan besar bagi rakyat kecil. Sistem perbankan yang digunakannya nyaris bertolakbelakang dengan yang digunakan oleh bank konvensional. Kenyataannya sampai hari ini bahwa bank konvensional semakin tidak pro pada rakyat. Banyak sekali bank konvensional yang hanya mau mendanai proyek-proyek yang menghasilkan profit besar. Bahkan, mereka juga mempersulit kaum miskin dengan suku bunga pinjaman yang tidak terjangkau dan agunan. Padahal kaum miskin tidak memiliki uang cukup untuk mengembalikan bunga dan mereka juga tidak memiliki agunan. Begitu juga dengan kaum rentenir. Secara prosedural, kaum miskin relatif lebih mudah meminjam uang kepada mereka, tapi bunga pinjamannya sangat tinggi bahkan lebih tinggi dibanding bunga bank konvensional. Baik bank konvensional maupun rentenir saat ini merupakan representasi dari kapitalisme modern dan juga feodalisme, dimana yang miskin semakin miskin, sedangkan yang kaya semakin kaya.
Kemiskinan di Bangladesh merupakan persoalan utama. Namun, hadirnya Bank Grameen yang didirikan oleh Muhammad Yunus memberikan suatu peranan besar dalam menjawab solusi kemiskinan yang telah mengakar di Bangladesh selama bertahun-tahun. Bank Grameen tidak hanya memberikan solusi dalam segi finansial kaum miskin, namun juga merubah kebudayaan kolot warga setempat, dimana wanita hanya boleh di dalam rumah dan tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas ekonomi di luar rumah. Dengan hadirnya Bank Grameen, meski wanita tidak diperkenankan melakukan aktivitas ekonomi di luar rumah, namun dengan berbagai solusi, wanita dapat bekerja meski di dalam rumah. Bank Grameen juga merupakan suatu wujud implementasi dari konsistensinya. Sebagai bank kaum miskin, Bank Grameen tidak muncul dalam wujud lembaga keuangan eksklusif sebagaimana bank konvensional lainnya, melainkan menjelma sebagai lembaga yang berada di lingkungan miskin secara riil. Salah satu contoh konkret yang terjadi di Bangladesh adalah code of conduct dalam sistem di Bank Grameen tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manajer ketika membuka cabang di suatu daerah.
Sebagai contoh, seorang manajer datang ke suatu tempat yang telah disepakati untuk didirikan cabang tanpa perkenalan formal. Mereka tidak punya kantor, tidak punya tempat tinggal, dan tak ada seorang pun yang mereka kenal. Tugas pertamanya adalah mendokumentasikan segala sesuatu mengenai wilayah itu. Mereka memang tidak boleh datang ke desa dengan gaya pejabat dengan kemegahan dan mengharapkan hidangan lezat dan kenyamanan. Manajer dan asistennya tersebut harus membayar sendiri penginapannya dan tidak diizinkan untuk menginap di lingkungan mewah. Mereka hanya boleh menginap di rumah terlantar, asrama sekolah, atau kantor dewan setempat. Mereka harus menolak tawaran makan dari warga desa yang berada dengan menjelaskan bahwa itu bertentangan dengan aturan Grameen. Hal ini mengindikasikan bahwa suatu lembaga yang punya orientasi pada kaum miskin memang harus hidup dengan cara yang serba miskin.
Oleh sebab itu, Bank Grameen dinyatakan berhasil menuntaskan kemiskinan, sebab Bank Grameen dalam menjalankan misinya tidak hanya berfokus dalam melakukan kredit seperti yang dilakukan oleh bank konvensional pada umumnya, tetapi lebih daripada itu, Bank Grameen “menjelma” menjadi kaum miskin itu sendiri, karena dengan cara itulah Bank Grameen dapat mengetahui secara utuh tentang segala aspek penyebab kemiskinan dan solusi yang tepat dalam melakukan cut terhadap penyebab kemiskinan di Bangladesh.

Apa yang dilakukan oleh Grameen Bank?
Grameen Bank (GB) dengan praktek perbankan konvensional mengeluarkan perlunya agunan dan membuat sistem perbankan berdasarkan saling percaya, akuntabilitas, partisipasi dan kreativitas. GB memberikan kredit kepada masyarakat paling miskin dari masyarakat miskin di pedesaan Bangladesh, tanpa jaminan. Di GB, kredit adalah biaya efektif senjata untuk memerangi kemiskinan dan berfungsi sebagai katalisator di atas segala perkembangan kondisi sosial-ekonomi masyarakat miskin yang telah disimpan di luar perbankan peredaran di lapangan bahwa mereka miskin dan karenanya tidak bankable Professor Muhammad Yunus, pendiri "Grameen Bank" dan Managing Director, beralasan bahwa jika sumber daya keuangan dapat dibuat tersedia bagi masyarakat miskin pada syarat dan ketentuan yang sesuai dan layak, "ini jutaan orang kecil dengan jutaan kecil pursuits dapat menambahkan hingga menciptakan pembangunan terbesar heran. "

Mulai bulan Mei, 2009, memiliki 7,86 juta peminjam, 97 persen diantaranya adalah perempuan. Dengan 2.556 cabang, GB menyediakan layanan di 84.388 desa, yang meliputi lebih dari 100 persen dari total desa di Bangladesh. Grameen Bank memberikan dampak positif pada masyarakat miskin dan miskin peminjam sebelumnya telah didokumentasikan dalam berbagai studi independen yang dilakukan oleh lembaga eksternal termasuk Bank Dunia, International Food Policy Research Institute (IFPRI) dan Bangladesh Institute of Development Studies (sebagai tawaran).
Grameen Bank telah membangun kembali 51 klinik dengan 93 persen dari biaya yang sangat murah dengan menjual polis asuransi, meminta pasien untuk membayar biaya yang sangat kecil pada titik pelayanan, dan penjualan obat-obatan dan layanan diagnostik. Bahkan pasien miskin yang menggunakan klinik membayar sesuatu atau janji pembayaran di beberapa tanggal yang akan datang. Tak ada yang berpaling. Grameen di klinik medis membuktikan bahwa sistem "bagi masyarakat miskin" dapat hampir seluruhnya swatantra, dan berharap dapat mengembangkannya diseluruh daerah Banglades.

Sumber :
http://nobelprize.org/nobel_prizes/peace/laureates/2006/yunus-bio.html
http://www.grameeninfo.org/index.php?option=com_content&task=view&id=16&Itemid=112
http://muhammadyunus.org/content/view/221/128/lang,en/
http://www.bdix.net/sdnbd_org/world_env_day

Oleh : Jimmi R P Tampubolon (Ketua Cabang GMKI Bogor)
Disampaikan dalam forum diskusi lintas iman (interfaith) di Gedung Serbaguna mahasiswa Islam (GSMI), Dramaga-Bogor, 23 Juni 2009




APA SIH GRAMEEN BANK ITU.....????

Bank Grameen adalah sebuah organisasi kredit mikro yang dimulai di Bangladesh yang memberikan pinjaman kecil kepada orang yang kurang mampu tanpa membutuhkan collateral (jaminan). Sistem ini berdasarkan ide bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang digunakan (www.id.wikipedia.org).
Pendirian Grameen Bank diprakarsai oleh Muhammad Yunus seorang profesor bidang ekonomi dari Chittagong University pada tahun 1976, Beliau berpendapat bahwa kemiskinan sungguh merupakan persoalan struktural yang kompleks kemiskinan diciptakan oleh institusi dan kebijakan yang mengitarinya. Reformasi institusional dan kebijakan karena itu menjadi kemestian dalam upaya pengentasan kemiskinan.
” What good were all my complex theories when people were dying of starvation on the sidewalks and porches across from my lecture hall? … Nothing in the economic theorities I thaught reflected the life around me (Moeis: 2008). Dengan memegang prinsip tersebut, Muhammad Yunus memutuskan untuk menanggalkan semua pengetahuan/teori yang didapatnya di universitas guna mengenali kemiskinan yang ada disekitarnya dan mulai menganggap bahwa kaum miskin menjadi gurunya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penyebab kemiskinan secara nyata dari orang miskin, menggunakan kepekaan hati untuk memberikan solusi pengentasan kemiskinan
Pada awal pendirian, Grameen Bank meluncurkan pemberian kredit mikro kepada masyarakat miskin dimana pada saat ini pemberian kredit kepada masyarakat miskin dianggap sesuatu yang tidak mungkin karena dianggap orang miskin tidak mampu untuk membayar hutang. Pada akhirnya membuktikan bahwa pemberian kredit ke kaum miskin bukanlah suatu yang mustahil. Kredit ke kaum papa itu juga berperan memotong lingkaran kemiskinan, julukan bagi keadaan di mana kaum miskin tetap miskin karena dia miskin dan demikian terus berlaku secara turun- temurun tanpa menemukan jalan keluar. Komitmen Muhammad Yunus untuk memberikan kredit ini didasarkan pada satu pemahaman bahwa pemberian kredit mikro kepada masyarakat miskin merupakan hak asasi manusia (seri VCD Muhammad Yunus:2008).
Grameen Bank merancang kredit mikro berbasis kepercayaan bukan kontrak legal maupun jaminan . Konkretnya, peminjam diminta membuat kelompok yang terdiri dari lima orang dengan satu pemimpin. Pinjaman diberikan secara berurutan dengan catatan orang kedua baru bisa meminjam setelah pinjaman orang pertama dikembalikan. Selain itu, kelompok peminjam dituntut membuat berbagai agenda sosial yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Inisiatif berasal dari kelompok (buttom up planning) bukan didasarkan pada keinginan dari Grameen Bank. Masyarakat diberi kesempatan untuk berkembang, dihargai untuk menjadi dirinya sendiri, mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya dan belajar serta berupaya memenuhi kebutuhannya. secara mandiri.
Selain itu pembentukan kelompok diperkuat , pemilihan pemimpin kelompok dan pengurus melalui memilihan yang demokratis, mendorong diskusi yang intensif untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan lingkungan, pendidikan anak dan teknologi. Dalam hal ini pihak Grameen Bank hanya sebagai fasilitator dan meminjamkan kredit. Model pemberdayaan ini bukan sekadar berfokus kepada kemiskinan finansial, tetapi juga sosial. Ia dirancang guna mendorong rasa tanggung jawab dan solidaritas terhadap sesama peminjam dalam satu komunitas. Hal ini dibangun karena diyakini bahwa kemiskinan bukan semata disebabkan oleh kekurangan modal finansial, tetapi juga sosial.
Disinilah Grameen Bank mampu membangun social capital pada masyarakat miskin di Bangladesh dan memberdayakannya sehingga mampu untuk bergerak keluar dari garis kemiskinan yang selama ini menyelimutinya. Program Grameen Bank sudah membuktikan dirinya dalam mengentaskan kemiskinan di Banglades. Bahkan, riset yang dilakukan Shahid Khondkar (2003) menunjukkan sesuatu yang menarik. Ia menemukan mikro kredit tidak hanya memengaruhi kesejahteraan peserta program, tetapi juga agregat kesejahteraan di tingkat desa. Riset juga menunjukkan bagaimana modal sosial yang diciptakan program ini terbukti amat berpengaruh saat bencana. Ini terlihat, misalnya, setelah bencana banjir di Banglades, tahun 1998. Tanpa menunggu bantuan pemerintah, warga segera mengorganisasi diri dan memanfaatkan dana yang ada untuk keperluan rehabilitasi. Kultur yang sama, sayang, tidak tampak pada masyarakat pedesaan di Indonesia. (Kompas,19/05/2005).
Di Banglades sendiri program ini telah mendorong lebih dari separo anggota Grameen Bank telah keluar dari garis kemiskinan. Ini adalah hasil evaluasi berdasarkan berbagai indikator, seperti besar pinjaman, jumlah tabungan, kondisi perumahan, pakaian dan pendidikan anak. Sasaran program ini pun tak terbatas ruang-waktu. Demi membebaskan generasi berikut dari kemiskinan, Grameen Bank mendorong anak-anak peminjam untuk bersekolah sampai universitas. Berbagai insentif dipersiapkan mulai dari beasiswa dan penghargaan pada kelompok peminjam. Penghargaan, misalnya, diberikan pada kelompok peminjam yang anak-anaknya semua bersekolah dan minimal lulus sekolah dasar.
Demi keberlanjutan antargenerasi, Grameen Bank memfokuskan pinjaman pada perempuan. Ada dua misi mengapa mengutamakan perempuan. Pertama, pemberdayaan perempuan dengan meningkatkan posisi tawar mereka, baik di ruang privat maupun publik. Kedua, peningkatan kualitas hidup anak. Riset membuktikan, peningkatan ekonomi perempuan berbanding lurus dengan tingkat pendidikan dan kesehatan anak. Pemberdayaan ekonomi perempuan, misalnya, berhubungan langsung dengan turunnya angka kematian bayi dan malnutrisi. Ini turut memastikan, generasi berikut tetap bertahan di atas angka kemiskinan.
Saat ini, Grameen Bank telah mampu memberikan total pinjaman mencapai US$ 6,55 Milyar. Dari Jumlah ini US $ 5,87 Milyar telah dikembalikan. Selain itu, Grameen Bank mempunyai 2.468 cabang dengan 24.703 staf yang melayani 7,34 juta peminjam dalam 80.257 desa. Sebagian besar peminjam 97 % adalah wanita dengan tingkat pengembalian diatas 98%. Ini adalah tingkat pengembalian yang lebih tinggi disbanding sistem perbankan lain manapun. Saham Grameen Bank 94% milik nasabah dan 6 % oleh pemerintah. Konsep Grameen Bank kini diterapkan lebih dari 100 negara lain didunia termasuk Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Belanda, India, Malaysia, Pakistan, Meksiko, Norwegia dan sejumlah negara di Afrika. (seri VCD Muhammad Yunus: 2008).
Faktor keberhasilan Grameen Bank dalam mengentaskan kemiskinan di masyarakat Bangladesh dikarenakan karakter kredit mikro yang diberikan Grameen Bank berpihak kepada kaum miskin dan mendorong pemberdayaan serta social capital masyarakat miskin yang tergabung dalam kelompok seperti 1) fokus pada orang yang termiskin diantara yang miskin, 2) diprioritaskan pada wanita miskin, 3) kredit berdasarkan kepercayaan bukan berdasarkan penjaminan, kontrak legal , prosedur dan sistem, 4 ) Kredit diupayakan untuk menciptakan lapangan kerja sendiri dirumah tangga miskin dan bukan untuk konsumsi 5) menyediakan layanan untuk orang miskin (bank proaktif mendatangi orang miskin) 6) untuk memperoleh pinjaman , satu peminjam harus bergabung dengan kelompok peminjam 7) peminjaman baru dapat tersedia baji satu pminjam jika seorang peminjam yang lain telah mengembalikan pinjaman sebelumnya 8) Semua pinjaman diharapkan dapat dibayar/diangsur dalam mingguan atau dua mingguan 9) Peminjam dapat meminjam lebih dari satu kali 10) ada dua model simpanan bagi anggota yakni simpanan wajib dan sukarela 11) Suku bunga pinjaman dijaga dekat dengan suku bunga pasar tanpa mengorbankan tujuan langsung untuk mengentaskan kemiskinan 12) Memberi prioritas yang tinggi untuk membangun social capital seperti pembentukan kelompok diperkuat , pemilihan pemimpin kelompok dan pengurus melalui memilihan yang demokratis, mendorong diskusi yang intensif untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan lingkungan, pendidikan anak dan teknologi. (Yulaswati: 2008)

Pembelajaran dari Greemen Bank.
Melihat keberhasilan Grameen Bank untuk mengentaskan kemiskinan di Bangladesh dan saat ini telah menjadi replika pengentasan kemiskinan lebih dari 100 negara , yang diawali membangun usahanya dari nol sehingga mencapai kesuksesan “from Zero to Hero” perlu menjadi satu pembelajar yang patut di contoh dan diaplikasikan dalam program pengentasan kemiskinan di masyarakat.
Belajar dari Grameen Bank, ada beberapa catatan yang dapat dijadikan pembelajaran dalam proses pengentasan dan pemberdayaan masyarakat miskin sebagai berikut :
1)Dalam pemberdayaan masyarakat miskin , hal yang perlu dilakukan adalah menjadikan mereka sebagai subyek garap bukan obyek garap. Warga miskin diajak untuk merumuskan permasalahan yang dihadapi dan difasilitasi untuk memecahkan permasalahannya tanpa harus memberikan paket – paket program yang sudah jadi. Biarkan masyarakat miskin menemukan dan menjalankan program yang sesuai dengan kebutuhan dan pilihannya sendiri
2)Kemiskinan tidaklah sekedar miskin finansial akan tetapi dapat terjadi karena miskin sosial, ketiadaan akses, adanya budaya kemiskinan. Untuk itu perlu mengembangkan sosial capital pada kelompok masyarakat miskin melalui pengembangan kapasitas pada masyarakat miskin.
3)Perlu membongkar mindset yang beranggapan bahwa masyarakat miskin selamanya bodoh, terbelakang , tidak bisa dipercaya dan tidak bisa diajak maju. Namun jika diberi kesempatan, diberdayakan dengan benar dan diberi kepercayaan berkembang untuk menjadi dirinya sendiri maka mereka akan mampu mengembangkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan pada akhirnya akan keluar dari garis kemiskinan yang selama ini membelenggu hidupnya. Bukankah Tuhan menciptakan segala sesuatu dimuka bumi ini pasti ada manfaatnya walaupun itu seekor nyamuk.

Selasa, 17 November 2009

LEMBAGA

Mayoritas LKM didirikan sebagai lembaga swadaya masyarakat ( LSM ) namun demikain dengan berkembangnya lembaga keuangan mikro perubahan focus telah terjadi dari pemberiaan layananan kredit ke proses intermediasi financial sesungguhnya, termaksud penyediaan tabungan dan jasa keuangan lainnya yang dituntut masyarakat miskin bekerja. Banyak LKM sekarang mulai melihat keuntungan dan kerugian dari perbedaan stuktur kelembagaan dan sebagai besar LKM telah membentuk atau sedang membentuk kemitraan dengan lembaga pengembangan lainnya seperti pemerintah, donor, dan LSM international ketika memutuskan dengan siapa akan melakukan kerjasama baik tujuan LKM maupun tujuan mitra pengembanagan potensial harus dipertimbangkan, kemitraan mempengaruhi stuktur LKM, seluruh sumber pendanaan dan kegiatannya.

PENTINGNYA LEMBAGA

Lembaga adalah sekumpulan asset ( manusia, keuanagn dan lainya ) yang digabung untuk melakukan segala kegiatan seperti penghimpunan simpanan dan pemberiaan kredit dan suatu kegiatan yang hanya sekali berlangsung seperti suatu proyek bukanlah lembaga. Jadi berdasarkan sifatnya lembaga mempunyai fungsi dan kekekalan tertentu.namun demikian bila mana seseorang melihat jumlah penyedia khusus intermediasi financial bagi para wanita dan pria yang berpendapatan rendah disuatu Negara tertentu ia dengan mudah dapat melihat perbedaan dalam derajat apakah mereka benar benar lembaga yaitu suatu tingkat dimana fungsi sudah diartikan dengan baik dan didirikan dan dijalankan bagi pelaksana fungsi secara tetap.

SIFAT SIFAT LEMBAGA YANG BAIK

1. Lembaga itu menyediakan jasa untuk kelompok sasaran yang relevan

· Pelayanan yang layak termasuk penawaran kredit yang cocok dengan permintaan pelanggan, ini menunjukan pada ukuran kredit dan batas waktu, persyaratan agunan dan tata cara yang diterapkan dalam memberikan kredit dan memastikan pembayaran kembali, LKM yang baik harus memiliki dan bersedia mengadopsi teknologi kredit yang cepat yang memukunkan layayana yang bermutu untuk disusun dan didistribusikan sehingga menarik dan dapat diakses oleh kelompok sasaran.

· Cakupan pelayanan harus konsisten dangan situasi pelanggan dalam beberapa hal hanya menawarkan kredit dengan satu jenis khusus dan sudah merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan dal hal lain beberapa jenis kredit yang berbeda mungkin penting.

· Harga yang para pelanggan harus bayar untuk layaan oleh para lembaga pada umumnya bukan kepentingan utama berdasarkan pengalaman praktis namun demikian biaya transaksi yang rendah untuk para pelanggan tingkat likuiditas simpanan yang tinggi dan kredit yang tersedia adalah cepat adalah sifat yang sangat penting yang disediakan suatu lembaga yang berorientasi pada kelompok sasaran

2. Kegiatan dan pelayanan yang ditawarkan lembaga tidak saja dituntut namun juga mempunyai dampak positif pada kehidupan nasabah.

3. Lembaga itu kuat dan sehat secara keuangan, dan mantap karena semua orang termaksuk kelompok sasaran membutuhkan persediaan jasa keuangan yang dapat diandalakan.

PENTINGGNYA LEMBAGA MITRA

Dalam kemitra kedua belah pihak memiliki hak sama untuk memutuskan apa saja yang para mitra dapat lakukan dan ingin dilakukan bersama. Kemitraan dibentuk bila mana beberapa organisasi berusaha saling memperkuat dan menopang diri mereka sendiri, kemitraan adalah proses pemberdayaan yang mengandalkan kepercayaan dan keyakinan, kekompakan , visi dan pendekatan yang mengakui sumbangan bersama dan persamaan.keduammitra mempunyai peran yang saling mengisi yang tercipta melalui negosiasi dan tunduk kepada dperubahan kerena kemitraan tumbuh dan keadaan disekitarnya berkembang.

Lembaga lembaga mitra asing dapat membawa pendanaan, bantuan teknis dan pelatihan kepada kemitraan sering kali lembaga asing akrab dengan “kebiasaan terbain “ lembaga keuangan mikkro dan mengusai informasi dan sumber yang tidak dimiliki oleh mitra setempat.

JENIS LEMBAGA

  • Lembaga formal sering diartikan sebagai lembaga yang tunduk tudak hanya kepada peraturan perundang undangan umum tetap juga pada peraturan dan pengawasan perbankan khusus,
  • Lembaga semi formal adalah lembaga for mal dalam hal telah terdaftar sebagai kesatuian yang tunduk kepada seluruh peraturan terundang undangan yang relefan termaksud undang undang perdagangan namun berfisat non formal.
  • Penyedia nonformal, yang umumnya tidak disebut sebagai lembaga yaitu suatu kesatuan yang tidak tunduk kepada baik undang undang perbankan khusus maupunundang nundang perdagangan umum,dan yang kegiatan operasionalnya juga nonformal.

1. LEMBAGA KEUANGAN FORMAL

Ø Bank pembangunan umum, sebagai besar yang didirikan dengan dukungan keuangan yang cukup dari organisasi asing dan international bank pembangunan didirikan untuk menyediakan jasa keuangan untuk beberapa sector strategis seperti pertanian dan industri

Ø Bank pembangunan swasta adalah bank golongan khusus yang ada disuatu Negara luas yang ditujukan untuk mengisi kesenjangan modal dalam sector produksi yang dinggap terlampau beresiko menurut standar komersial.

Ø Bank tabungan dan bank tabunagn Pos, Status hokum dan kepemilikan bank tabungan bervariasi namun secara khas mereka bukan milik pemerintah pemerintah pusat Negara mereka.

Ø Bank umum, adalah lembaga keuangan formal yang memberikan kredit jangka pendek dan kredit jangka panjang untuk usaha yang sudah mapan.

Ø Lembaga keuangan nonformal, Jenis paling umum lembaga keuangan norformal adalah koperasi keuangan dan LSM keuangan,

2. LEMBAGA KEUANGAN SEMI FORMAL

Ø Koperasi kredit,

Ø Koperasi simpan pinjam, dan koperasi keuangan lainnya

Ø LSM

Ø Kelompok mandiri

3. PENYEDIA KEUANGAN NON FORMAL

Ø Pelepas uang ( Murni )

Ø Pedagang, tuan tanah, dan sejenisnya,

Ø Kelompok mandiri

Ø Asosiaisi tabungan dan kredit bergulir( kelompok kerja dan kelompok mandiri serbaguna )

Ø Sanak saudara dan teman teman.

Minggu, 08 November 2009

PERINCIAN PENJUALAN DARI GAMES MICROFINANCE

Pinjaman yang saya terima dari bendahara kelas pada tanggal 27 oktober 2009 senilai Rp 10.000,dimana dengan modal awal tersebut untuk pertama kali saya gunakan untuk membeli geri pasta satu pak senilai Rp 5.500 dan pemen kiss seharga Rp 4.500.dimana terget penjualan saya pada hari itu dalah anak-anak disekitar tempat tinggal saya. dari satu pak geri pasta tersebut yang isinya 12 pasta saya jual @3 Rp 2000 dari hasil penjualan tersebut saya memperoleh pendapatan Rp 8000 kemudian dari permen kiss yang isinya 50 butir saya jual @ 5 Rp 1000 dan dari itu saya memperoleh pendapatan Rp 10.000 sehingga total pendapatan saya pada hari itu Rp 18.000 kemudian pada hari kedua dengan modal yang telah bertambah menjadi Rp 18.000 saya gunakan untuk membeli geri chokolatos 1 pak seharga Rp 11.000 dengan isi 24 yang saya jual @ 1 Rp 1.000 dari penjualan itu saya memperoleh keuntungan Rp 24.000 dan ditambah modal dari sisa hari pertama Rp 7.000 sehingga menjadi Rp 31.000

Selanjutnya dengan modal yang telah bertambah tersebut saya berinisiatif berjualan gorengan dengan perincian dana sebagai berikut :

· Tepung roti Rp 5.000

· Pisang wak 2 sisir Rp 6.000

· Minyak goreng ½ kg Rp 4.000

· Bawang merah Rp 1.000

· Garam Rp 500

· Minyak kompor 11 liter Rp 4.000

Rp 17.000

Dari bahan tersebut saya menghasilkan 57 potong gorengan yang saya jual @ 3 Rp 2000 dan menghasilkan pendapatan Rp 38.000 dan ditambah dengan sisa modal dihari ke 3 yang tidak saya pakai semuanya Rp 14.000 sehingga menjadi Rp 52.000.

Selanjutnya dengan modal Rp 52.000 pada hari minggu tanggal 1 Oktober 2009 saya mencoba berjualan nasi kuning yang saya pasarkan / saya tawarkan di lingkungan perumahan saya tinggal yaitu di punge Jurong di mana perinciannya sebagai berikut :

· Beras 2 bambu Rp 20.000

· Kelapa 2 butir Rp 5.000

· Telur 10 butir Rp 10.000

· Bawang merah Rp 1.000

· Bawang putih Rp 1.000

· Lengkuas RP 2.000

· Kemiri Rp 1.000

· Daun pandan Rp 1.000

· Daun salam Rp 1.000

· Sere Rp 1.000

· Daun jeruk Rp 1.000

· Minyak makan ¼ Rp 2.000

· Kacang Rp 2.000

· Plastik bungkus Rp 4.000

Rp 52.000

Dari nasi itu menghasilkan 40 bungkus nasi yang sata jual @ 3.500 sehingga pandapatan yang saya terima Rp 140.000 kemudian dikurangi modal Rp 10.000 jadi penghasilan bersih yang saya dapatkan Rp 130.000

Minggu, 01 November 2009

PRODUK DAN JASA

PRODUK DAN JASA

LKM dapat menawarkan bermacam-macan produk dan jasa bagi para pelanggan mereka. Yang paling penting adalah jasa keuangan.namun demikian oleh karena sasaran pelanggan LKM wanita dan pria miskin tanpa asset yang dapat diraih,yang sering kali tinggal di daerah terpencil dan besar kemungkinan buta huruf LKM tidak biasa beroperasi seperti kebanyakan lembaga keungan yang formal.Lembaga keuangan formal pada umumnya kurang mencurahkan perhatian pada bisnis tidak formal dan sangat kecil yang diselenggarakan masyarakat miskin sebagai suatu investasi yang menarik,jumlah pinjaman yang dibutuhkan bisnis terlalu kecil dan terlalu sulit memperoleh informasi.ini berarti pria atau wanita yang berpendapatan rendah menghadapi rintangan hebat dalam mengakses perbankan. Intermediasi financial biasa pada umumnya tidak cukup membantu mereka dalam mnegambil bagiaan,dan oleh karena itu LKM perlu menciptakan mekanisme yang dapat menjembatani kesenjangan yang tercipta oleh kemiskinan,buta huruf, gender,dan keadaan terpencil.lembaga-lembaga setempat harus dibangun dan dipelihara dan keterampilan dan kepercayaan pelanggan harus dikembangkan da;am banyak hal pelanggan juga membutuhkan leterampilan manajemen produksi dan bisnis khusus serta alses pasar yang lebih baik apabila mereka akan menggunakan jasa keuangan secara menguntungkan.

1.Kerangka Kerja Sistem

Didalam kerangka kerja ystem, ada 4 kategori jasa secara luas yang dapat disediakan untuk para pelanggan keuangan mikro yaitu :

è Intermediasi financial, atau penyediaan produk dan jasa keuangan seperti tabungan, kredit, asuransi, kartu kredit dan sistem pembayaran.Intermediasi financial tidak membutuhkan subsidi secara terus menerus.

è Intermediasi social, atau proses pengembangan modal manusia dan social yang dibutuhkan oleh intermidiasi financial berkelanjutan bagi masyarakat miskin.Intermediasi social mungkin membutuhkan subsidi untuk waktu yang lebih panjang dari pada intermediasi financial, walaupun akhirnya subsidi harus dihapuskan.

è Jasa pengembangan usaha, atau jasa nonkeuangaan yang membantu pengusaha mikro mereka meliputi pelatihan bisnis, jasa pemasaran dan teknologi, pengembangan keterampilan, dan analisis subsektor.

è Layanan social, atau jasa bukan keuangan yang memusatkan perhatian pada kesejahtraan pengusaha mikro.mereka meliputi kesehatan,nutrisi,pendidikan dan nutrisi.

2.Intermediasi Financial

Peran utama LKM adalah menyediakan intermediasi financial. Ini meliputi pemindahan modal atau likuiditas dari mereka yang kelebihan pada satu waktu tertentu kepada mereka yang kekurangan pada waktu yang sama.Kerena produksi dan konsumsi tidak berlangsung serempak perlu tindakan untuk mengkoordinasi ritme-ritme yang berlainan ini..pembiayaan dalam bentuk tabungan dan kredit timbul untuk memungkinkan koordinasi. Tabungan dan kredit dibuat lebih efisien ketika para perantara mulai memindahkan dana dari pengusaha atau perseorangan yang telah menghimpun dana dan mau melepaskan likuiditas kepada mereka yang ingin memperoleh likuiditas.

Walaupun sebenarnya semua LKM menyediakan layanan kredit , sebagian juga menyediakan beberapa produk keuangan lainnya termaksud tabungan, asuransi, dan jasa pembayaran.

Dua hal yang sangat mendesak untuk dipertimbangkan pada saat penyediaan jasa keuangan adalah:

· Secara efektif menaggapi permintaan dan preferensi pelanggan.

· Menyusun produk yang sederhana dan mudah dipahami pelanggan dan mudah dikelola LKM.

Pada umumnya, rentang produk yang tersedia meliputi :

· Kredit

· Tabungan

· Asuransi

· Kartu kredit

· Dan Jasa pembayaran

Kredit

Kredit adalah dana yang dipinjam dengan peryaratan pembayaran kembali secara khusus. Kalau jumlah tabungan yang dihimpum kurang mencukupi untuk membiayai suatu bisnis dan kalau hasil dari meminjam dana melebihi pembayaran suku bunga yang dibebankan maka masuk akal untuk meminjam dari pada menangguhkan kegiatan bisnis sampai cukup dana berhasil dihimpun, dengan anggapan adanya kemampuaan untuk membayar hutang.

Pada umumnya metode pemberian kredit dapat dibagi dalam dua kategori luas pendekatan individu / perseorangan dan kelompok berdasarkan bagaimana LKM menyampaikan dan meminjan pinjamanya.

  • Pinjaman Individu diberikan diberikan lepada perseorangan berdasarkan kemampuan mereka untuk menyediakan kepastian kepada LKM mengenai pembayaran kembali dan tingkat keamanan.
  • Pendekatan berdasarkan kelompok, Memberikan pinjaman kepada kelompok yaitu baik kepada perseorangan yang merupakan anggota kelompok dan meminjam pinjaman satu sama lain atau kepada kelompok yang kemudian meminjamkan kembali kepada para anggota mereka.

i. Pemberian Kredit Individu

LKM telah mengembangkan beberapa model yang sukses untuk pemberian kredit individu , yang menggabungkan pemberian kredit formal sebagai lembaga keuangan tradicional, dengan pemberian kredit non formal sperti yang dilakukan para rentenir.

Ciri-ciri model pemberian kredit individu meliputi ( Waterfielt and Duval 1996,84) :

· Adanya jaminan pinjaman dari semacam agunan ( yang kurang ketat dari pada agunan untuk pemberian kredit formal)

· Penjaringan pelanggan potensial melalui pemeriksaan kredit dan referensi mengenai watak.

· Penysuian ukuran dan persyaratan kredit dengan kebutuhan bisnis.

· Peningkatan ukuran dan persyaratan pinjaman secara sering dari waktu ke waktu.

· Upaya karyawan untuk memelihara hubungan erat dengan para pelanggan sehingga masing masing pelanggan mewakili suatu investasi besar dari waktu dengan tenaga karyawan.

ii. Pemberian kredit berdasarakan kelompok

Pemberian kredit berdasarkan kelompok meliputi pembentukan kelompok orang yang mempunyai keinginan bersama mengakses jasa keuangan. Pendekatan pemberian kredit kelompok seringkali dibangun atau meniru kelompok pemberian kredit tidak formal dan tabungan yang sudah ada. Dapat dikatakan bahwa keberadaan kelompok seperti itu pada setiap negara dan dikenal dengan bermacam-macam nama, yang paling umum adalah asosiasi tabungan dan kredit bergulir.

Beberapa keunggulan dari pemberian kredit berdasarkan kelompok sering kali dikutip dalam kepustakkaan mikro.Salah satu sifat penting dari pemberiaan kredit berdasarkan kelompok adalah penggunaan tekanan bersama sebagai pengganti agunan, dan biaya transaksi kelembagaan tertentu bisa dikurangi. Dengan menggeser biaya penjaringan dan pemantauan ke kelompok LKM dapat menjangkau sejumlah besar pelanggan bahkan dengan ketiadaan informasi yang simetris melului pemilihan sendiri keanggotaan kelompok.


Tabungan

Pengerahan tabungan sudah lama menjadi persoalan kontoversial dalam keuangan mikro. dalam beberapa tahun terkhir kesadaran pembuat pembuat kebijakan dan praktisi semakin meningkat akan sangat banyaknya skema tabungan tidak formal dan LKM di seluruh dunia ( khususnya, koperasi kredit ) yang sagat berhasil mengerahkan tabungan. Perkembangan ini menegaskan fakta bahwa para pelanggan barpendapat rendah mampu dan memang menabung. ”worldwide inventory of microfinance institutions” dari bank dunia menjumpai bahwa banyak lembaga keuagan mikro besar sagat mengandalkan pengerahan tabungan.

è Tabungan wajib

Tabungan wajib sangat berbeda dengan tabungan sukarela. Tabungan wajib( saldo wajib) merupakan dana yang harus disetor oleh peminjam sebagai syarat untuk memperoleh pinjaman, adakalanya sebagai suatu persentase dari jumlah pinjaman , terkadang sebagai jumlah nominal. Sebagian besar tabungan wajib dapat dianggap sebagian dari produk kredit dari pada produk tabungan sebenarnya,karena terkait erat dengan perolehan dan pembayaran kembali kredit.

Tabungan wajib berguna untuk :

  1. menunjukan nilai dari kebiasaan menabung untuk peminjam
  2. Berlaku sebagai mekanisme agunan tambahan untuk memastikan pembayaran kembali kredit.
  3. Membuktikan kemampuan pelanggan mengelola arus kas dan membuat kontribusi berkala (penting bagi pembayaran kembali kredit).
  4. Membantu membangun dasar aktiva pelanggan.

è Tabungan Sukarela

Tabungan sukarela bukan bagian yang wajib dari menggakses jasa kredit, layanan tabungan sukarela baik bagi peminjam maupun bagi bukan peminjam yang bukan menyetor atau menarik dana sesuai dengan kebutuhan mereka.rentang pembayaran bunga mulai dari yang relatif rendah sampai yang lebih tinggi dari yang ditawarkan lembaga keuangan formal.

Ada tiga kondisi yang harus disediakan LKM dalam mempertimbngkan pengerahan tabungan sukarela yaitu :

  1. Suatu lingkungan yang memungkinkan,termaksud kerangka hukum dan pengaturan yang tepat suatu tingkat kemantapan politik yang layak dan kondisi demokrafis yang sesuia.
  2. Kemampuan pengawasan yang memadai dan efektif untuk melindungi pemilik dana.
  3. Pengelolaan dana LKM secara baik dan konsisten.LKM harus sanggup membyar seluruh hutangnya dan mempunayi tinggkat keberhasilan penagihan kredit yang tinggi.

Asuransi

LKM mulai mengadakan percobaan dengan bermacam-macam produk dan jasa keuangan lainya seperti asuransi, kartu kredit, dan jasa pembayaran. Banyak program pemberian kredit kolompok menawarkan suatu skema asuransi atau jaminan.kemudian suatu contoh khas adalah gremer bank.setiap anggota diharuskan menyumbang 1 % dari jumlah kredit untuk dana asuransi. Sekiranya pelanggan yang meniggal dunia maka dana ini digunakan untuk membayar kembali pinjaman dan menyediakan dana untuk menutup biaya pemakaman anggota keluarga pelanggan yang meninggal dunia.

Asuransi adalah produk yang kemungkinan besar akan ditawarkan dengan lebih luas oleh LKM dikemudian hari karna ada permintaan yang sedang tumbuh diantara para pelanggan mereka untuk asuransi kesehatan atau kredit dalam hal kematian atau kehilangan harta.

Kartu Kredit dan Kartu pintar

Kartu ini memungkinkan peminjam untuk mengakses fasilitas kredit jika dan bila mana mereka membutuhkannya.kartu kredit digunakan pada saat pembelian atau ketika akses atas uang dinginkan.Penggunaan kartu kredit masih sangat baru dibidang keuangan mikro,hanya diketahi beberapa contoh.kartu kerdit hanya mungkin digunakan kalau inrfasttutur sektor keuangan formal sudah cukup memadai.sebagai contoh beberapa kartu kredit menyediakan akses uang tunai melalui ATM .kemudian apabila jaringan luas dari mesin seperti itu belum tersedia dan apabila penggeser tidak bersedia menerima kartu kredit , maka kegunaan dari kartu itu terbatas, kartu kredit memang menawarkan banyak keuntungan baik bagi pelanggan maupun untuk LKM.

Kartu kredit dapat :

  1. Memperkecil biaya Adm dan biaya operasional
  2. Memperlancar kegiatan operacional
  3. menyediakan fasilitas kredit terus menerus kepada peminjam sehingga memungkinkan mereka menambah arus kas mereka sesuai kebutuhan.

Kartu pintar dikerajaan swaziland menyediakan kartu pintar untuk para pelangganya, yang serupa dengan kartu dengan kartu kredit Namur yang tidak dapat digunakan digería pengecer.kartu pintar beriskan memori chip yang memuat informasi mengenai fasilitas kredit pada lembaga pemberi pinjam yang tersedia bagi pelanggan.

Jasa Pembayaran

Jasa pembayaran bank diberkas bersama dengan layanan tabungan (jika cocok ) atau secara terpisah dengan imbalan jasa. Apabila jasa pembayaran berkas bersama dengan layanan tabungan, seolah-olah LKM membayar suku bunga yanng rendah atas rekening simpanan nasabah untuk imbalan jasa tersebut, sebaliknya, ada pembeban imbalan jasa untuk menutup biaya ini, yang meliputi biaya personalia, infrastruktur, dan asuransi. Imbalan jasa dapat didasarkan pada presentase dari jumlah sesuai cek atau berupa imbalan jasa tetap minimum dengan biaya tambahan untuk pelanggan pertama kali. Selain itu , karena LKM menalangi cek yang kemudian harus di kliringkan melaui sistem perbankan lembaga menaggung bunga atas dana talangan dan memikul resiko bahwa mungkin sebagian cek tidak dapat ditembus karena dana tidak mencukupi,oleh karena itu LKM harus membina hubungan dengan satu bank untuk mengklringkan semua cek yang telah diuangkan.


3.Intermediasi Social

Intermediasi social dipahami sebagai proses pembangunan modal manusia dan social yang dibutuhkan untuk intermediasi financial berkelanjutan dengan masyarakat miskin.

LKM yang menyediakan jasa Intermediasi social sering kali melakukannya melalui kelompok.Intermediasi social melalui kelompok diartikan sebagai upaya untuk membangun kemampuan kelembagaan dari kelompok dan melakukan investasi dalam sumber daya manusia dari anggota mereka,sehingga mereka dapat memulai lebih berfungsi berdasarkan kemampuan diri mereka sendiri.dengan kurang dibantu oleh pihak luar. Aspek intermediasi social ini menaggapai kesadaran yang makin tumbuh bahwa sebagian masyrat miskin terutama mereka yang tinggal di wilayah terpencil dn berpenduduk jarana atau di mana tingkat social adalah rendah Belum Siap untuk intermediasi financial yang berkelanjutan tanpa sebelumnya sudah menerima bantuan pengembangan kapasitas.

4. Jasa Pengembangan Usaha

LKM yang menempuh pendekatan utuh seringkali menyediakan beberapa jenis jasa pengembangan usaha .kalau jasa ini tidak ditawarkan secara langsung oleh LKM, mungkin ada sejumlah lembaga Publik dan swasta lainnya yang menyediakan jasa pengembangan usaha didalam kerangka kerja sistem atas mana para pelanggan LKM memiliki akses.

Jasa pengembangan usaha meliputi rentang luas campur tangan bukan keuangan, termaksud :

  • Jasa pemasaran dan teknologi
  • Pelatihan bisnis
  • Pelatihan produksi
  • Analisis dan cambur tangan sub sector

Sementara para penyedia jasa pengembangan usaha paling umum sampai Sekarang adalah :

  • LSM yang menjalankan proyek keuanagan mikro dengan pendekatan utuh
  • Lembaga pelatihan
  • Jaringan dan universitas
  • Perusahaan swasta (perusahaaan pelatihan sub kontraktor lembaga bantuan bilateral )
  • Kelompok produsen
  • Instansi pemerintah ( bantuan bisnis kecil , biro promosi ekspor)
  • Jaringan tidak formal yang menyediakan pelatihan produksi melalui pekerjaan sebagai magang)

Semua jasa pengembangan usaha bertujuan meningkatkan bisnis yang sudah ada , yang sebaliknya meningkatkan kondisi keuangan pemilik atau penyelenggara, dalam beberapa hal jasa pengembangan usaha adalah golongan tertinggi atau tempat untuk segala macam barang dapat berarti hampir segala hal kecuali jasa keuangan , akibatnya jasa pengembangan usaha adalah gelanggang kerja yang jauh lebih luas dan lebih komplek dari pada kredit dan tabungan.

Pada umumnya jasa pengembangan usaha itu agak menyusahkan, karena meskipun hasilnya mungkin besar tapi sukar untuk menilai dampak atau kinerja dari penyedia jasa sendiri . pada umumnya jasa pengembangan usaha tidak melibatkan uang sebagai barang dagangan, namun sebagai alih pengetahuan dalam bentuk keterampilan, informasi, riset dan analisis. Imbalan bagi pelanggan sebagai hasil pengetahuan yang baru ini sukar untuk dinilai karena pelanggan tidak dapat mengukur nilai dari pengetahuan pada titik pembelian maka pembayaran biaya sepenuhnya kepada penyedia mungkin jarang.

5. Layanan Sosial

Beberapa LSM memilih untuk menyediakan layanan sosial disamping intermediasi financial , dengan cara ini mereka dapat menganbil keuntungan dari hubungan dengan para pelanggan selama pencairan dan pembayaran kembali kredit.Penyelenggaraan dan pengelolaan layanan sosial harus dibedakan sejelas mungkin dengan penyelenggaraan dan pengelolaan jasa pengembangan usaha, ini tidak berarti bahwa layanan sosial tidak dapat disediakan selama pertemuan kelompok namun mereka harus ditentukan secara jelas sebagai terpisah dari layanan kredit dan tabungan.

Beberapa pendekatan keuangan mikro :

A. pemberian Kredit Individu

Pemberian kredit individu diartikan sebagai penyediaan kredit persorangan yang bukan kelompok bersama bertanggung jawab untuk pembayaran kembali kredit.

Pemberian kredit individu membutuhkan hubungan yang sering erat dengan pelanggan perseorangan untuk menyediakan produk kredit yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus dari bisnis. pemberian kredit individu paling berhasil baik untk bisnis yang berorientasi produksi perkotaan dan ntuk pelanggan yang memilki agunan, di daerah pedesaan pemberian kredit individu juga sangat berhasil baik bersama para petani kecil.

v Pelanggan yang tepat : adalah pengusaha perkotaan atau petani kecil , termaksud pria dan wanitaa dan kemungkinan bisnis kecil dengan pendapatan sedang, bisnis mikro, dan usaha produksi

v Produk –Produk : Ukuran kredit berfariasi mulai dari $ 100 - $ 3000 dengan jangka waktu enam bulan sampai lima tahun tabungan mungkin atau tidak disediakan bergantung pada struktur kelembagaan dari LKM

B. Pemberian kredit kelompok solidaritas Amerika Latin

Model pemberian kredit kelompok solidaritas memberikan kredit keperseorangan anggota kelompok dari empat sampai denngan tujuh orang, para anggota saling menjamin pinjaman masing masing sebagai pengganti agunan tradisional . pada umumnya para pelanggan adalah penjaja pasar yang memperoleh kredit modal kerja jangka pendek dalam jumlah yang sangat kecil.

v Pelanggan yang tepat : Para pelanggan sebagian besar berada didaerah perkotaan dan meliputi pria dan wanita yang ber

Pendapatan kecil sampai sedang ( bisnis mikro, saudagar, atau pedagang )

v Produk-produk : Pada umumnya nilai kredit pertama adalah antara $100- $ 200, tidak ada batas tertinggi untuk kredit berikutnya, sering kali suku bunga agak tinggi dan juga ada pembebanan provisi , ada tabungan wajib sebagai bagian dari pinjaman , beberapa lembaga mendorong dibentuknya dana darurat antar kelompok yang berlaku sebagai jaringan pengaman,dan hanya sedikit produk suka rela yang ditawarkan.

C. Pemberian Kredit kelompok solidaritas grameen

Model pemberiaan kredit ini dikembangkan oleh grameen bank bangladesh untuk melayani wanita pedesaan yang tidak memiliki tanah yang ingin membiayai kegiatan yang menghasilkan pendapatan .

v Pelanggan yang tepat : Para pelanggan bersal dari daerah pedesaan atau perkotaan (berpenduduk padat) dan biasanya kaum wanita yang berpendapatan rendah yang melakukan kegiatan melakukan pendapatan.

v Produk-produk : Produk kredit adalah untuk enam bulan sampai satu tahun dan pembayaran angsuran dilakukan setiap mingggu jumlah nominal kredit biasanya $ 100 sampai $ 300 suku bunga adalah 20 % / tahun dan tabungan wajib diharuskan.

D. Perbankan Desa

Bank desa merupakan asosiasi kredit dan tabungan yang dikelola komunitas untuk menyediakan akses atas jasa keuangan didearah pedesaan, Membangun kelompok mandiri komunitas dan membantu para anggota menghimpun tabungan.Keanggotaan dalam suatu bank desa biasanya berkisar antara 30 smpai 50 orang yang sebagian besar adalah wanita dan keanggotaan dipilih sendiri dan bank dibiayai oleh pengerahan internal dalam anggota dan pinjaman yang disediakan oleh LKM.

v Pelanggan yang tepat : para pelnggan biasanya berada didaerah pedesaan dan wilayah berpenduduk jarang dan cukup bersatu padu, pendapatan mereka sangat rendah namun memiliki kemampuan menabung dan terutama terdiri dari kaum wanita.

v Produk-produk : Tabungan anggota terikat dengan jumlah pinjaman dan digunakan untuk membiayai pinjaman baru auatu untuk kegiatan menghasilkan pendapatan kolerektif , tidak ada pembayaran bunga atas tabungan namun demikian sebagian anggota menerima sebagian dari keuntungan dari penerusan kredit atau infestasi bank.

E. Bank desa Mandiri

Sejumlah bank desa yang mandiri didirIkan dan dikelola oleh komunitas desa, mereka berbeda dengan bank desa di mana mereka melayani kebutuhan desa secara menyeluruh tidak hanya sampai 30-50 orang, model ini dikembangkan oleh sebuah LSM perancis.

v Pelanggan yang tepat : para pelanggan berada di daerah pedesaan dan meliputi pria dan wanita

berpendapatan rendah sampai dengan sedang dan memiliki kemampuan menabung.

v. produk produk : yang meliputi tabungan, giro ,dan deposito berjangka,kredit yang diberikan adalah kredit modal jangka pendek. hubungan langsung dengan jmlah kredit dengan kemampuan tabungan anggota tidak ada,suku bunga ditetapkan oleh masing-masing desa berdasarkan pengalaman dengan asosiasi tabungan dan kredit tradisional.